Nama :
Irma Yati
Kelas :
PS2
Jurusan/Semester : Perbankan Syariah/IV
Tafsir
Ayat Ekonomi Pertambangan
QS.
Ali-Imran ayat 14
z`Îiã Ĩ$¨Z=Ï9
=ãm ÏNºuqyg¤±9$# ÆÏB
Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur
ÎÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# ÆÏB
É=yd©%!$# ÏpÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur
Ï^öysø9$#ur 3
Ï9ºs ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$#
( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$#
ÇÊÍÈ
Artinya:
14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).
1. Tafsir
al-Azhar
Ada riwayat
bahwa setelah kaum Muslimin mendapat kemenangan gilang-gemilang dalam
peperangan Badar, Rasulullah pernah mengajak kaum Yahudi di Madina supaya masuk
Islam, tetapi mereka tidak mau, melainkan mereka banggakan kekuatan, kebesaran
jumlah harta mereka dan kelengkapan senjata mereka. Maka menurut riwayat itu,
inilah sebab turun ayat ini. Memberi peringatan bahwa semuanya itu hanyalah
sesuatu yang diperhiaskan saja oleh syaitan bagi manusia, karena keinginan-keinginan
syahwat. Terlepas daripada menilai sebab-sebab turun ayat menurut dua tiga
riwayat itu, sekarang kita kaji ayat itusendiri.
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ
" Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini, "
(pangkal ayat 14). Di sini telah terdapat tiga kata.
" Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini, "
(pangkal ayat 14). Di sini telah terdapat tiga kata.
Pertama
Zuyyina , artinya diperhiaskan. Maksudnya segala barang
yang diingini itu ada. baiknya dan ada buruknya, tetapi apabila keinginan telah
timbul, yang kelihatan hanya eloknya saja dan lupa akan buruk atau susahnya.
Kata, kedua ialah Hubb ,
artinya kesukaan atau cinta.
Kata
ketiga ialah Syahwat , yaitu keinginan-keinginan yang menimbulkan
selerayang menarik nafsu buat mempunyainya. -Maka disebutlah di sini enam macam
hal yang manusia sangat menyukainya karena ingin hendak mempunyai dan
menguasainya, sehingga yang nampak oleh manusia hanyalah keuntungannya saja,
sehingga manusia tidak memperdulikan kepayahan buat mencintainya.
حُبُّ
الشَّهَواتِ مِنَ النِّساءِ وَ الْبَنينَ وَ الْقَناطيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ
الذَّهَبِ وَ الْفِضَّةِ وَ الْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَ الْأَنْعامِ وَ الْحَرْثِ
" (yaitu) diri hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kendaraan yang di asuh, dan binatang-binatang ternak; dan sawah ladang " .
" (yaitu) diri hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kendaraan yang di asuh, dan binatang-binatang ternak; dan sawah ladang " .
Itulah
enam macam yang sangat disukai, diinginkan dan dengan berbagai macam usaha
manusia ingin mempunyainya.
Pertama:
Perempuan
Sudah
ditakdirkan oleh Tuhan bahwa tiap-tiap orang laki-laki apabila bertarnbah
kedewasaannya bertambah pulalah keinginannya hendak mempunyai teman hidup orang
perempuan. Apabila syahwat kepada perempuan itu sedang tumbuh dan mekar, maka
seluruh tubuh orang perempuan itu laksana besi berani buat menumbuhkan syahwat
si laki-laki hendak mempunyainya. "Zuyyina", diperhiaskan
kepadanya, sehingga meskipun misalnya telah didapatnya perempuan itu, hanya
kesusahan yang akan dihadapinya, tidaklah diperdulikannya. Adapun keinginan
kepada perempuan itu adalah syahwat yang mesti ada pada tiap laki-laki.
Kalau
tidak ada syahwatnya kepada perempuan, itulah laki-laki sakit. Allah
mentakdirkan bahwa laki-laki mengingini perempuan adalah mengandung hikmat yang
lebih dalam, yaitu karena hendak menyambung keturunan, hendak menjalin hidup
berdua, sebab yang satu akan mencukupkan yang lain, Tetapi kalau syahwat si
laki-laki tidak terkendali, niscaya dia tidak memperdulikan hikmatnya, hanyalah
melepaskan syahwatnya, lalu zinalah yang terjadi, dan kalau mereka beranak,
kacaulah keturunan.
Maka
agamapun mengajarkan penyaluran syahwat itu, mencari jodoh, mencari isteri
untuk teman hidup, dengan jalan yang halal. Baik sebelum jodoh bertemu atau
sesudahnya, sebahagian besar hidup manusia adalah didorong oleh cinta kepada
perempuan. Ada manusia yang jatuh bangkit lagi karena digiurkan oleh senyum
perempuan. Tetapi tidak kurang pula manusia yang naik bintang kehidupannya,
karena dorongan perempuan.
Tuhan Adil. Di dalam ayat ini tidak disebutkan
yang sebaliknya, yaitu bahwa perempuan tergila-gila kepada laki-laki. Perempuan
yang tergila-gila kepada laki-laki diumpamakan tidak ada saja, karena sangat
jarang. Yang jarang itu ialah perempuan-perempuan yang tidak beres (abnormal).
Umumnya pada perempuan hanyalah kesetiaan, penyerahan diri dan kelemah-lembutan.
Tetapi kesetiaan, penyerahan diri dan kelemah-lembutan itulah pula yang membuat
laki-laki tambah terpesona. Memang, pada perempuan diadakan juga syahwat.
Tetapi latar-belakang dari syahwat perempuan ialah karena insting atau naluri
hendak mengasuh anak.
Kedua:
Anak Laki-laki
Di ayat
ini disebut banin, ditonjolkan kesukaan karena ingin mempunyai anak, terutama
anak laki-laki, termasuk hal yang dihiaskan pula bagi manusia. Dia menjadi yang
kedua sesudah kesukaan syahwat perempuan. Sekali lagi kita katakan: Tuhan Adil!
Pada yang pertama disebutkan bahwa laki-laki menginginkan perempuan, tetapi
pada yang kedua diterangkan bahwa laki-laki menginginkan anak laki-laki. Jika
disini tidak disebut menginginkan anak perempuan, karena yang akan
menginginkannya bukan lagi ayahnya, tetapi ibunya.
Memang,
oleh karena keinginan kepada anak laki-laki sebagai penyambung turunan, sedang
anak perempuan setelah dewasa hanya akan menjadi penghuni rumah orang lain,
maka di zaman jahiliyah tidak suka kepada anak perempuan itu sampai membawa
kepada benci. Mereka malu mendapat anak perempuan. Muka mereka menjadi hitam
bila orang mengabarkan bahwa mereka telah dapat anak perempuan, bahkan sampai
ada yang menguburkan anak perempuan itu hidup-hidup. Maka di dalam ayat ini
masih dibayangkan bahwa keinginan mendapat anak laki-laki itu lebih juga utama
bagi mereka daripada mendapat anak perempuan.
Di waktu
masih kecil anak-anak laki-laki sebagai perhiasan mata karena lucunya, karena
dia tumpuan harapan, maka setelah dia besar, dia menjadi kebanggaan karena
kejayaan (sukses) hidupnya. Sehingga ada orang tua-tua yang tidak bosan-bosan
memuji anak laki-lakinya di hadapan orang lain, dengan tidak memperdulikan
apakah orang lain itu telah bosan mendengarkan atau tidak. Keinginan dan
kebanggaan dengan anak laki-laki ialah gejala dari kesadaran manusia bahwa dia
akan mati. Dia pasti mati, tetapi di dalam instingnya ada pula keinginan hidup
terus. Hidup itu akan diteruskan oleh anak, dan anak akan beranak dan bercucu
pula. Kadang-kadang pula didorong oleh perasaan akan adanya pelindung di hari
tua.
Ketiga: Berpikul-pikul
Emas dan Perak
Yaitu
kekayaan. Manusia semuanya mempunyai keinginan mempunyai kekayaan emas dan
perak. Di dalam ayat disebut emas dan perak, karena memang ukuran (standard)
kekayaan yang sebenarnya ialah emas-perak. Walaupun satu waktu kita hidup
dengan uang kertas, namun uang kertas itu mesti mempunyai sandaran (dekking)
emas di dalam bank. Tidak akan tercapai banyak maksud kalau tidak ada uang.
Kita mempunyai keinginan banyak hendaknya uang itu, malahan di dalam ayat
disebut berpikul-pikul, karena sangat banyaknya. Keinginan mempunyai kekayaan
itu tidaklah ada batasnya. Dari kecil sampai besar, dari muda sampai tua, dari
hidup sampai mati, tidak ada manusia menginginkan kekayaan dengan terbatas. Sehingga
Nabi kita saw pernah bersabda:
"Kalau
adalah bagi anak Adam dua buah lembah dari emas , masihlah dia menginginkan
yang ketigo. Tapi tidaklah yang akan memenuhi perut anak Adam selain tanah ,
Dan Allah akan memberi taubat pada yang taubat "
(Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas).
Keempat
Kuda Kenderaan yang Diasuh
Di zaman
dahulu, di kala ayat ini diturunkan, yang diasuh dan dipingit, diberi pelana
dan sanggurdi ialah kuda. Dia kenderaan intimewa di dalam perang dan di dalam
damai. Di waktu kecil penulis Tafsir ini masih mendapati datuk-datuk di kampung
kami, mempunyai kenderaan memakai genta, yang dari jauh sudah kedengaran
bunyinya. Di zaman negeri kami masih memakai pangkat Tuanku Laras, masyhurlah
"Kuda Tuanku Laras." Untuk memelihara kuda, di negeri kami
Minangkabau sehingga diadakan pacuan kuda menurut adat tiap-tiap tahun pada
beberapa negeri. Lantaran itu maka kenderaan kuda bukan saja sebagai perhiasan
melainkan menjadi pelengkap hidup yang mesti (vital), sebagai rangkaian dari
yang sebelumnya, yaitu kekayaan emas-perak, anak-cucu dan isteri yang setia.
Di zaman
kita sekarang mundurlah kuda kendaraan yang dipingit dan naiklah kepentingan
kenderaan bermotor. Dia menjadi alat perlengkapan hidup di zaman modern,
sehingga mobil tidak lagi barang mewah, tetapi barang penting. Jalan jalan raya
di seluruh dunia telah diubah pembuatannya daripada 100 tahun yang lalu, di
zaman memakai gerobak dan pedati. Maka dihiaskanlah dalam hati manusia
keinginan memakai kendaraan. Timbullah perlombaan merk mobil dan model mobil.
Sehingga ada orang yang gila mobil. Apatah lagi industri-industri mobil itu
tidak henti-hentinya mengubah model tiap-tiap tahun, karena kepentingan
berniaga, sehingga melihat model yang baru, orang jadi bosan dengan model mobilnya
yang telah dianggap using.
Kelima:
Binatang-binatang Ternak
Di
negeri kita sendiri kekayaan kaum Muslimin di pulau Sumbawa dan pulau Lombok
ditentukan oleh beberapa puluh atau beberapa ekor memelihara lembu dan berapa
pengirimnya ke Jawa atau ke Singapura dalam setahun.
Keenam : Dan Sawah-Ladang
Keenam : Dan Sawah-Ladang
Kekayaan
dari perkebunan dan pertanian. Di dalam ayat ini ialah menjelaskan kekayaan
pertanian ini dihiaskan bagi manusia. Sehingga kadang-kadang mereka tidak
mengiri-menganan lagi, menumpahkan seluruh tujuan hidup untuk itu, untuk
keenamnya atau untuk salah satu dari keenamnya, atau se-bahagian dari
keenamnya. Sehingga kadang-kadang mereka asyik dengan itu, manusiapun lupa akan
yang lebih penting. Oleh sebab itu maka Tuhan bersabda memberi peringatan
dengan lanjutan ayat:
ذلِكَ
مَتاعُ الْحَياةِ الدُّنْيا
" Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia. "
" Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia. "
Tegasnya
bahwasanya semuanya itu. hanyalah perhiasan hiclup di dunia, niscaya akan habis untuk itu, sedangkan perhiasan
untuk di akhirat kelak tidak. Tuhan lebih tegaskan lagi:
وَ اللهُ
عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Namun di sisi Allah ada (lagi) sebaik-baik tempat kembali . " (Ujung ayat 14).
Namun di sisi Allah ada (lagi) sebaik-baik tempat kembali . " (Ujung ayat 14).
Di Ujung
ayat diterangkan bahwa ada lagi yang lebih penting, entah berapa ribu kali
lebih penting daripada perhiasan dunia itu, ialah sebaik-baik tempat kembali
disediakan Allah. Sebab selama-lama hidup di dunia pasti kembali kepada Allah.
Tuhan menyediakan bagi kita sebaik-baik tempat kembali. Keridhaan dari Allah,
inilah yang sebenar puncak nikmat syurga. Malahan di ayat lain dilebih
terangkan lagi:
"Dan keridhaan Allah itu adalah lebih
besar." ( at-Taubah : 72 )
2.
Tafsir
al-Misbah
Dalam
tafsir al-Misbah ayat ini melukiskan mengenai seseorang yang dapat mengambil
pelajaran dari peristiwa dan ada juga yang menghalanginya terlibat dalam
perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan.
Dijadikan
indah bagi manusia kecintaan aneka syahwat yakni aneka keinginan.
Dalam
ayat ini yang dijadikan indah adalah kecintaan kepada aneka syahwat. Syahwat
adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang inderawi
atau material. Hal-hal yang dicintai adalah keinginan terhadap wanita-wanita,
anak-anak lelaki, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang ternak dan sawah ladang.
Yang
dipertanyakan, apakah lelaki dan wanita tidak dicintai oleh manusia, atau kata
manusia pada ayat ini hanya untuk pria? Tidak disangkal manusia pada ayat ini
adalah semua putra-putri Adam apalgi yang dewasa baik pria maupun wanita.
Ada
dua jawaban yang dapat dikemukakan sebagai sebab tidak disebutnya lelaki dan
anak-anak perempuan. Pertama ayat ini, enggan mencatat secara eksplisit syahwat
wanita terhadap pria, demi memelihara kehalusan wanita. Di sisi lain, ayat ini
menyebut anak-anak lelaki tidak anak wanita, karena keadaan masyarakat ketika
itu masih sangat mendambakan anak laki-laki dan tidak menyambut baik kehadiran
anak wanita. Masyarakat Arab Jahiliyyahketika itu memandang rendah kedudukan
wanita dan menganggap mereka hanya pembawa aib. Itulah sebabnya mengapa anak
wanita tidak disebutkan dalam rangkaian redaksi ayat ini.
Jawaban
kedua berkaitan dengan gaya bahasa al-Qur’an yang cenderung mempersingkat
uraian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ayat tersebut menyatakan
Dijadikan indah pada manusia seluruhnya,kecintaan kepada aneka syahwat, yaitu
wanitawanita bagi pria, dan pria-pria bagi wanita, serta anak-anak lelaki dan
anak-anak perempuan.
Dijadikan
indah juga bagi manusia kecintaan kepada harta yang tidak terbilang lagi
berlipat ganda.
Al-Qânathîr adalah bentuk jamak dari qinthâr. Ada yang memahami kata
qinthâr dalam bilangan tertentu, seperti 100 kg, dan adapula yang tidak
menetapkan jumlah. Dengan memerhatikan ayat ini tergambar, betapa cintanya
manusia terhadap harta benda dari jenis emas, perak dan sebagainya.
Demikian
juga dengan kuda pilihan. Kata pilihan ini menunjuk kepada maksud dari
kuda-kuda yang bersifat istimewa yang berbeda dengan kuda-kuda biasa, sehingga
benar-benar kuda pilihan.
Selanjutnya,
binatang ternakpun merupakan salah satu yang yang dicintai oleh manusia. Maksud
dari binatang ternak pada ayat ini adalah sapi, kambing, domba, dan unta, baik
jantan maupun betina, sebagaimana disebut dalam QS.al-An’am [6]: 143-144.
Yang
terakhir disebut ayat ini adalah sawah ladang, yang dimaksud dalam ayat ini
adalah () ḥarts, ini dijadikan yang terakhir karena untuk memerolehnya perlu
upaya ekstra dari manusia.
Yang
memperindah semuanya untuk manusia adalah Allah. Hal itu adalah fitrah, yakni
bawaan manusia sejak kelahirannya bahwa mereka mencintai lawan jenisnya dan
harta benda yang beraneka ragam.
Allah
menugaskan manusia untuk menjadi khalifah dibumi. Mereka ditugaskan membangun
dan memakmurkannya. Untuk maksud tersebut Allah menganugerahkan naluri
kepadanya yang rinciannya disebutkan dalam ayat ini. Naluri inilah yang menjadi
pendorong utama bagi segala aktivitas manusia. Dorongan ini mencakup dua hal
pokok yaitu, memelihara diri dan memelihara jenis. Dari keduanya lahir berbagai
macam dorongan yang lain seperti, memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan,
keinginan untuk memiliki dan hasrat untuk menonjol.
Visi
masa depan yang jauh merupakan etika pertama dan utama dalam setiap aktifitas,
sehingga pelakunya tidak sekedar keuntungan sementara atau duniawi yang segera
habis tetapi selalu berorentasi masa depat
Apabila
yang memperindah syahwat itu adalah Allah maka demikian keseluruhan dasarnya
baik, karena itu lanjutan ayat tersebut menyatakan : itulah kesenangan hidup
didunia dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik kesenangan hidup
dilukiskan oleh ayat diatas dengan istilah mata’ yang makna asalnya adalah
“kesenangan yang mudah diperoleh lagi sementara”.
Namun
jika diperindah oleh setan, maka ia dijadikan tujuan.cara dan dengan siapa
tidak lagi di indahkan bahkan karena cinta orangtua membela anaknya walau salah
jika harta dicintakan syaithon diciptakan manusia, maka ia akan menghalalkan
segala cara untuk memperolehnya dia akan menumpuk dan melupakan fungsi sosial
harta. Yang dilukiskan tadi tidak dikehendaki oleh Allah dan bukan itu tujuan
Allah memperindah Syahwat – syahwat itu untuk manusia.
3. Refleksi Ayat
Islam adalah agama yang sempurna
yang telah Allah ridhai untuk umatnya. Islam datang sebagai rahmatan lil
‘alamin. Islam menyajikan segala solusi atas perkara keduniaan bagi para
umatnya. Al-Quran sebagai kitab yang sempurna mengatur dan menceritakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan hidup manusia baik saat sekarang, yang telah
lalu dan akan datang. Al-Quran membahas proses kejadian manusia hingga apa
yang akan menjadi rezeki bagi manusia agar dapat menjalani hidupnya di
dunia. Salah satunya mengenai dunia pertambangan.
Ketika membicarakan persoalan ilmu
pengetahuan, Islam turut andil didalamnya dimana dalam al-Qur’an telah
disebutkan setiap perkara namun diakui dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang
harus kita ta’wilkan agar memperoleh makna sejati yang diharapkan. Pada
dasarnya al-Qur`an menyuruh kita untuk menafsirkan ayat-ayatnya melalui riset
ilmiah. Banyak istilah konseptual yang sulit ditangkap tanpa dukungan ilmu
pengetahuan modern. Misalnya tentang proses pertumbuhan janin dalam perut,
statemennya baru menjadi jelas setelah berkembang ilmu kedokteran modern.
Semua ayat Allah yang bertebaran di
alam semesta tak akan terbaca jika seseorang tidak mampu menggunakan nalarnya
untuk menganalisa dan merenungkan asal-usulnya dan kehebatan penciptanya. Maka
berkembanglah dalam tradisi pemikiran Islam apa yang disebut ilmu mantiq, ilmu
kalam, filsafat, ilmu tafsir, dan ushul fiqih yang dengan penalaran sistimatis
ingin menangkap keberadaan dan kehendak Tuhan melalui jejak-jejak karya dan
kalam-Nya.
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya
pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan
galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Al-Quran sangat banyak memuat ayat-ayat yang
berhubungan dengan ilmu pertambangan, memuat masalah bahan-bahan galian ataupun
kandungan dalam bumi yang manusia pijak ini. Bahan-bahan galian yang berupa
mineral dan batuan merupakan objek utama dalam dunia pertambangan yang memiliki
nilai ekonomis dibutuhkan manusia dalam menjalani hidupnya di dunia sebagai
perhiasan, sebagaimana firman Allah swt dalam Quran Surah Ali 'Imran Ayat 14.
Emas dan perak
merupakan salah satu bahan galian yang menjadi objek dalam dunia pertambangan.
Ini semua Allah ciptakan sebagai kesenangan hidup di dunia bagi manusia. Teknologi
pertambangan sudah lama dikenal oleh dunia dan ternyata ilmuan pertama yang
mengembangkan teknologi pertambangan berasal dari ilmuan Islam. Alhasil
sebenarnya dunia pertambangan harus berterima kasih kepada Islam. Karena dari
kejeniusan berpikir para ilmuan Islam, dunia petambangan bisa maju pesat
seperti saat ini. Ilmuan Islam dalam menjalani hidupnya menjadikan al-quran
sebagai landasan berfikir termasuk saat menemukan teknologi pertambangan yang
sangat berhubungan dengan al-Quran. Wajar memang, jika dunia pertambangan Islam
begitu maju.
Karena jika
melakukan survey, negara-negara yang kaya akan sumber daya alam adalah
negeri-negeri kaum muslim. Cadangan minyak terbesar misalnya terdapat di daerah
timur tengah. Lalu bagaimana dengan Indonesia yang memiliki penduduk muslim
terbesar di dunia. Ada data yang perlu semua ketahui tentang kekayaan alam
Indonesia, misalnya :
- Kekayaan minyak
di Aceh ternyata memiliki cadangan 17,1 triliun kubik gas. Dengan
kapasitas produksi 220 kargo atau 6,5 juta ton pertahun. Pembagian
keuntungannya Pertamina 55%, Exxon Mobil 30%, Japan Indonesia LNC (15%).
- Di Blok cepu
cadangan minyak 781 juta barel. Produksi puncaknya 165 ribu barel perhari.
Dengan produksi seperti ini potensi pendapatannya 700 juta – 1,2 miliar US
dollar. Pembagian keuntungannya Exxon mobile 45%, pertamina 45 % dan
sisnya dikembalikan ke daerah.
- Di papua,
cadangan emasnya terbesar kedua di dunia 86,2 juta ons emas, 32,2 juta ton
tembaga, 154,9 juta ons perak. Total produksi 25,8 juta onsemas dan 7,5
juta ton tembaga sejak tahun 1988 – 2004. Pembagian keuntungannya Freeport
(81,28%), PT. indocopper investama (9,4%) dan pemerintah Indonesia (9,4%).
Kita belum berbicara
potensi yang dimiliki oleh negeri-negeri kaum muslimin yang ada di timur
tengah. Bayangkan bagaimana seandainya institusi kekhilafahan masih tegak dan
seluruh negeri kaum muslimin bersatudalam institusi tersebut? Tentu negaraIslam
akan tampil sebagai negara adidaya.
Oleh karena itu,
kaum muslimin dahulu terpicu semangatnya untuk melakukan rekayasa teknologi
dalam pertambangan. Namun sayang sejarah emas ini seolah-oleh sengaja dipendam
dari hadapan kaum muslimin.
Ilmuan muslim dulu yang merekayasa teknologi pertambangan tidak dipicu
dengan iming-iming materi tetapi mereka bergerak karena ada dorongan ruhiyah
yang begitu besar, dan semata-semata sebagai wujud pengabdian kepada Allah.
Maka wajar saja jika Allah menurunkan pertolongannya. Karena janji Allah dalam
al-quran surah Muhammad ayat 7 : “Siapa saja yang menolong agama Allah, maka
Allah akan menolongnya dan meneguhakan kedudukannya.”
Ketika mencapai masa
keemasannya, peradaban Islam menguasai pertambangan aneka kekayaan alam. Dunia
Islam dengan luas wilayah yang terbentang di tiga benua Asia, Afrika, dan Eropa
memiliki sumber daya alamyang melimpah. Tak heran jika pada masa kekhalifahan
Islam, industri pertambangan menjadi salah satu penopang kejayaan.
Salah satu bukti
bahwa peradaban Islam telah menguasai aneka jenis pertambangan ditandai dengan
kata ma'din (bentuk jamaknya ma'adin) yang artinya merujuk pada kata
'pertambangan'. Sedangkan kata mu'addin berarti "penambang".
Namun,dalam bahasa Arab modern untuk kata pertambangan menggunakan kata manjam.
Sedangkan, ma'din atau ma'dan digunakan untuk 'logam' atau
'mineral'.
Sejarah pertambangan di dunia Islam tercatat dalam buku-buku geografi,
buku-buku tentang mineralogi, dan berbagai rujukan lainnya, ditambah lagidengan
penemuan arkeologis. Aneka pertambangan yang telah
dikembangkan umat Islam di era kekhalifahan, antara lain, emas, perak, timah
hitam, bijih tembaga, bijih seng, besi, baja, garam, tawas, dan batu mulia.
Dari ayat tersebut dengan dua penafsiran
dari tokoh yang berbeda terlihat jelas bahwasannya sifat manusia yang mencintai
kebendaan dunia dalam hal ini adalah hasil tambang adalah fitrah manusia yang
menyukai keindahan. Sehingga dibolehkan bagi manusia untuk mengelola bumi dan
memanfaatkan apa yang ada didalamnya asal dengan tujuan untuk memakmurkan bumi
bukan dengan pengexploitasi secara berlebihan, sehingga antara dunia dan
akhirat akan berimbang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amrullah Abdul Malik
al-Karim. Al-Azhar. Jilid 9. Singapura: Pustaka Nasional. 2003.
2. Syihab, M. Quraisy. Tafsir
al-Misbah. Volume 1. Ciputat Tangerang: Lentera Hati 2005.
3. http//www.dakwatuna.com/2013/11/25/42696/mengenai-pertambangan-yang-islami-pertambangan-yang-ramah-lingkungan/#axzz42zal8ntx
No comments:
Post a Comment